tentang : pengakuan dosa (yang malas buat ikut pengakuan dosa, bisa baca ini deh :) #berlaku juga untuk penulis haha

ini adalah cerita dari sebuah kotbah yang pernah aku denger dari seorang romo. Tapi aku agak agak sedikit lupa jalan pasti ceritanya. Tapi aku ingat sedikit lah inti dari cerita ini.

Cerita ini berdasar pada kisah nyata .

Di suatu daerah yang terpencil, terdapat sebuah perkampungan yang hidup dengan damai dan bahagia. Di sana hidup banyak orang dari berbagi suku dan daerah.
Tadinya daerah yang mereka tinggali adalah daerah yang subur dan kaya akan bahan makanan, tetapi tiba-tiba saja terjadi bencana alam ketika musim dingin tiba. Musim dingin berjalan lebih lama darai pada biasanya. Orang-orang mulai kekurangan makanan dan terjadilah kelaparan hebat di daerah tersebut.
Karena daerah mereka adalah daerah yang terpencil, pastilah susah untuk membeli bahan makanan ke daerah lain. Mungkin harus menyeberang laut. Karena itulah mulai banyak korban yang meninggal karena kelaparan dan kedinginan. Hewan ternak dan ladang juga banyak yang mati.
Di daerah tersebut tidak ada Gereja, tidak ada imam yang bisa melayani di daerah itu. Jadi seorang imam akan datang setiap minggunya untuk memberikan misa atau ekaristi.
Namun karena cuaca dan perubahan iklim yang begitu hebat, belum lagi rute menuju daerah ini yang sangat berbahaya membuat pastor tidak bisa melayani ke daerah tersebut.
Kira-kira 2 minggu setelah bencana hebat itu melanda perkampungan itu, pastor mendapatkan surat yang berasal dari kepala desa untuknya. Kira-kira beginilah suratnya,
"Pastor, kami membutuhkan engkau. Kami kira ajal kami sudah dekat, kami takut kami mati dengan banyak dosa. Datanglah kemari ke tempat ini. Kami ingin bicara dan rindu untuk berdoa..."
Akhirnya tergeraklah hati si pastor, dan langsung menyambar kereta kuda lalu naik perahu melawan badai besar yang masih menerpa. Hampir saja nyawa si Pastor melayang karena cuaca yang begitu buruknya. Namun yang ada dipikiran si pastor hanyalah umatnya yang sedang sangat membutuhkannya. dia terus berdoa dan berdoa.
maka akhirnya sampailah dia di kampung terpecil itu. Dan keadaan kampung itu benar-benar sudah berubah. Sepi sekali dan porak poranda. Mungkin karena badai yang menerpa sekian lama.
Akhirnya pastor itu menemukan orang-orang di kampung itu, namun tubuh mereka sudah tidak lagi bernyawa. Berserakan di atas salju dan beberapa teronggok di rumah-rumah. Terlihat pula banyak ternak yang mati di sekitar mereka.
Pastor tersebut menangis dan berdoa. dia menyesal mengapa dia datang terlambat.
di sela-sela doanya ia memperhatikan bahwa setiap mayat di situ menggenggam secarik kertas. akhirnya dia bangkit berdiri dan mengambil kertas-kertas yang digenggam oleh orang-orang tersebut.
Dan ternyata surat-surat itu berisi pengakuan dosa. ditulis dengan tulisan yang buruk, dan tinta yang sudah tidak jelas. Mereka menuliskan dosa-dosanya karena takut mati dengan membawa banyak dosa.

Mereka ingin sekali mengaku dosa namun mereka tidak sempat dan tidak bisa. . .
Kita punya kesempatan dan mempunyai waktu. . .
Apa keputusanmu?
atau kah ingin menunggu sampai kita berada di posisi mereka?. . .


-sekian-



Komentar

Postingan Populer