Kakek Penjual Buku Mewarnai yang Gemar Merokok

Seperti pagi yang biasanya, kulangkahkan kakiku menuju halte bus yang penuh sesak. Banyak sekali orang di situ. Kadang saling mendorong dan berteriak. Khas Jakarta. Yah, setiap hari kerja aku menjalaninya. Terasa berat memang, namun harus biasa. Lompat.
Akhirny aku berhasil masuk dalam bus reyot. Suaranya seperti mesin pompa air jaman dahulu ketika berjalan. Atau seperti ada besi yang terseret di belakang bus ini sehingga bunyinya berderit-derit? Aku tidak sempat memikirkannya. Yang kupikirkan adalah nasib kakiku yang terinjak ibu-ibu gendut yang tidak sabaran. Nyeri. Tetapi lebih nyeri lagi jemari ini yang gelantungan layaknya orang utan untuk menjaga agar tubuhku tidak limbung terjatuh karena bus ini sering mengerem mendadak.
Sekali peristiwa pernah kupecahkan kacamataku karena kurang hati-hati. Ups, maksudku orang lain yang kurang hati-hati. Mereka limbung menimpaku. Terlompatlah kacamata murah itu. Pecah berkeping-keping. Aku tak ingin lagi.
Kuningan Timur...
Akhirnya bus mulai lega. Syukurku dalam hati. Namun baru sebentar rasa lega itu datang, hujan deras menghampiri Jakarta. Kuperhatikan garis wajah orang-orang dalam bus yang mulai berubah. Ada yang panik, ada yang cuek dan terlelap, ada yang berusaha berdiri tegak, ada yang mulai menggulung lengan baju dan celananya.
Aku sendiri hanya terdiam, melayangkan pandanganku ke depan. Melihat ibu sopir bus dengan lincah menjalankan bus besar  dan sesekali menyalakan klaksonnya.
Tak terasa sampai juga aku ditujuan. Melangkah keluar bersama serombongan orang yang bergegas menuju kantornya masing-masing. Kulihat jam tanganku, pukul 08.25. Sudah terlambat. Tak mungkin cukup waktuku berlari menyeberang trotoar di mana sering banyak polisi bersembunyi di balik pohon yang siap menilang. Belum lagi harus menerobos antrian masuk gedung kantor dan lift yang sudah usang itu.
Kuputuskan untuk jalan bersantai. Terlambat sudah biarlah. Menyapa tante penjual sarapan yang tak pernah lupa tersenyum dan menjajakan dagangannya. Aku hanya tersenyum dan mengatupkan kedua tanganku tanda maaf tidak membeli dagangannya hari ini. Sampai mataku tertuju ke bapak tua itu....
Bapak tua itu setiap pagi duduk di pohon kedua tepi trotoar itu. Tepat di sebuah gedung kedutaan negara yang terkenal sebagai icon fashion di dunia. Bajunya lusuh, dengan jaket usang yang dikalungkan di lehernya. Dia membawa kantong plastik, berisi buku mewarnai anak-anak yang dijajakan pada setiap orang yang melintas. Tangan kanannya selalu memegang sebatang rokok yang masih berasap. Asap rokoknya sungguh timpang dengan aroma pagi yang tenang di jalanan ring satu kota metropolitan itu. Wajahnya kuyu. Terlihat lelah. Namun ia masih saja berusaha tersenyum. Jarang sekali orang datang membeli bukunya. Karena memang buku yang dijualnya kurang sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang lalu lalang di lokasi itu.
Aku berjalan mendekat. Dia tersenyum dan mulai menjelaskan buku-buku yang dibawanya. Aku memperhatikan rokok yang terselip di jari keriputnya. Sesekali memperhatikan wajahnya yang sudah renta itu. Seharusnya ia sudah bisa bahagia menikmati masa tuanya. Tidak perlu bersusah payah mencari nafkah untuk menyambung hidup seperti sekarang. Aku sedikit melamun, dan ia menggugahku. Tersentak aku dan mengeluarkan selembar uang lima ribuan yang lusuh. Kuberikan padanya dan bapak itu segera berbinar menyiapkan 2 buah buku gambar dan merogoh uang seribuan untuk kembalian. Aku menolaknya. Dan hanya satu buku bergambar jerapah yang aku ambil. "Sisanya untuk Bapak, tapi jangan untuk beli rokok ya."
Bapak itu tersenyum senang dan menepuk punggung tanganku berterimakasih. Kali ini rokok yang terselip di jari kanannya sudah diletakkan. Ia mengangguk-angguk dan menundukkan kepalanya sambil berucap sebaris doa.
Aku terharu dan senang sebelum melanjutkan perjalanan sambil memeluk buku bergambar jerapah tadi.
08.40
Ya... Terlambat sudah masuk kerja hari ini. Setidaknya bapak tua penjual buku gambar yang hobi merokok tadi sudah membuatku bersyukur dan membuat pagiku lebih indah atas karunia-Nya.
-end-

Komentar

Postingan Populer